Ditilik dari bentuknya yang unik berupa short body, pola warna dan marking sedemikian rupa menghias keserasian dengan ekornya yang hitam (black tail).

Saat diamati, keunikan itu ia peragakan seperti peragawati yang tengah menunjukkan gemulainya. Sepertinya ia mengetahui kehadiran orang didepan akuarium tempatnya berada, dan tengah menikmati gerakannya bak pesenam ritmik yang dengan penuh perasaan melakukan salto dengan cara lamban. Kemanj aannya seperti diekspresikan untuk menghibur orang yang melihatnya. Nampak dalam foto, merupakan gerakan yang sesungguhnya dan bukan efek pengambilan gambar.

Tutur pemiliknya, Kiking Zamorano, gerakan ikannya memang unik, dan uniknya lagi sepertinya ia memberi hoki tersendiri bagi dirinya dalam memenangkan suatu gelaran. Padahal, ikan tersebut yang dibelinya dari salah seorang breeder kenalan baik Bapaknya itu merupakan produk lokal yang diternak lewat tangan Pak Koni/ Ikok di sekitar Cihampelas Bandung dan saat ia beli sempat mengundang cibiran dari beberapa teman dan keluarganya, “Untuk apa ikan kayak gitu dibeli”. (Foto)

 

Cibiran dan ejekan tersebut ternyata berbuah prestasi yang tak terduga, tentu karena ikan tersebut cukup pantas mendapat predikat itu karena keunikannya. Pada kontes yang diselenggarakan di Ciamis ikan tersebut keluar sebagai Juara I di kelas Unik/Bonsai, kontes di Tasik sebagai Juara 2 dan di NHI terpilih sebagai juara 3. Menurut Kiking, peternak lokal umumnya masih kurang bisa diandalkan dalam melahirkan produk unggulan, hal ini dimungkinkan karena kurangnya kreativitas dan apresiasi dalam menyilangkan louhan dengan jenis lainnya karena keterbatasan informasi yang tersedia. Para breeder di Indonesia masih cenderung mengawinkan louhan dengan louhan, padahal produk hasil breeding tersebut dimungkinkan tidak menurunkan sifat sesuai dengan induknya. Menurut informasi yang diterima Kiking dari Pak Ikok, ikan bonsai peliharaannya itu di dapat dari hasil pemijahan dari indukan jantan dan betina normal sebanyak 6 kali dan diperkirakan menghasilkan anakan 9.000 ekor dan 2        ekor diantaranya memiliki keunikan berupa black tail. Satu diantaranya berukuran normal dan yang 1 lagi berbentuk bonsai seperti dalam gambar. Dilihat dari rasio jumlah total anakan dengan jumlah anakan yang berkualitas baik tampaknya merupakan persentase yang sangat kecil. Namun sekecil apapun persentase tersebut sudah memberikan kepuasan tersendiri bagi Pak Ikok, lewat tangannya terlahir ikan berprestasi di event bergengsi. (W. Suprianto)